BAB
X
A. Pre-lab
1. Apa yang
dimaksud dengan bahan tambahan pangan atau food additives?
Berdasarkan peraturan Menteri RI Nomor
329/Menkes/PER/XII/1976 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan
Makanan (BTM) adalah bahan yang ditambahkan atau dicampurkan pada saat
pengolahan makanan, guna meningkatkan mutu suatu makanan tersebut. Termasuk
ke dalam bahan tambahan makanan adalah pengawet, pewarna, penyedap rasa dan
aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi, antigumpal, pemucat, serta
pengental (Rohman, 2007).
Bahan tambahan makanan digunakan untuk
beragai fungsi antara lain untuk meningkatkan umur simpan suatu produk pangan
(pengawet), atau untuk melindungi makanan dari ketengikan (sebagai
antioksidan). Penggunaan bahan tambahan makanan diatur oleh suatu badan resmi
dalam suatu negara, misalnya penggunaan zat warna dalam makanan (Gholib,
2007).
|
2. Sebutkan
syarat bahan tambahan yang dapat diaplikasikan pada produk pangan!
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan
pada penggunaan bahan tambahan makanan, yaitu:
|
3. Jelaskan
kelebihan dan kelemahan menggunakan pewarna alami dan sintesis!
a). Pewarna alami
Ø Kelebihan:
sehat digunakan dalam jangka waktu yang lama, baik untuk kesehatan dan
alat pencernaan, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Ø Kelemahan:
warnanya yang tidak homogen, ketersediaannya yang terbatas, mahal.
b). Pewarna sintetik
Ø Kelebihan:
menghasilkan warna yang lebih kuat, menarik,
bersifat stabil meski jumlah pewarna yang digunakan sedikit, sumber
mudah didapatkan, murah.
Ø Kelemahan:
tidak aman bagi kesehatan, menyebabkan gangguan pencernaan, karsinogen
dalam jumlah berlebih, dll.
(Anonim, 2013).
|
TINJAUAN PUSTAKA REAGEN
Penentuan kandungan bahan tambahan
makanan berbahaya ( formalin, borak, dan pewarna berbahaya ) digunakan beberapa
jenis reagen, yaitu: reagen FMR untuk uji formalin; BMR ( Borax Main Reagent),
adalah reagen untuk uji borak; serta CMR
( Colour Main Reagent), adalah reagen untuk uji pewarna berbahaya
(Prasetya, 2013).
- Reagen FMR (Formalin Main Reagent)
Gambar
1 Reagent Kit FMR
Adalah salah satu reagent Kit khusus untuk uji kandungan formalin pada makanan. Reagen
Kit ini berupa reagen atau cairan dalam
kemasan botol tetes, ukuran 15 ml, bisa dipakai untuk menetapkan kandungan
formalin 3 sampai 5 sampel makanan. Prosedur dan cara kerja menggunakan FMR
adalah sebagai berikut :
- Siapkan tabung reaksi ( gelas ) transparan yang
bersih
- Masukkan ± 1 g bahan yang diselidiki
- Tambahkan 2- 3 ml reagen FMR ( Bahan yang
diselidiki sebagaian besar terendam)
- Kocok selama 3- 5 menit.
- Diamkan selama 5- sampai 10 menit , amati timbul
warna larutan dari kuning menjadi (
pink, ungu, atau biru) tergantung konsentrasi formalin dalam makanan,
berarti positip. Apabila warna larutan / cairan tetap kuning, berarti
negatif. Bukan warna bahannya.
2.
Reagen BMR (Borax Main Reagent)
Gambar 2. Regent Kit BMR
Merupakan salah satu reagent Kit untuk penentuan
kandungan borak pada makanan yang diselidiki.
Reagen Kit ini berupa reagen atau cairan dalam kemasan botol tetes
ukuran 15 ml. Reagent Kit ini bisa dipakai untuk menentukan kandungan kandungan
borak sebanyak 10 sampel bahan makanan
yang diselidiki, dengan cara kerja sebagai berikut (Prasetya, 2013):
- Siapkan
cawan porselin atau lepek ( alas
cangkir warna putih)
- Ambil
potongan makanan yang diselidiki, ukuran 1 x 2 cm , letakkan di atas
cawan.
- Tambahkan
atau tetesi dengan reagen BMR, sampai sebagaian besar permukaan
basah, diamkan selama 3 – 5 menit.
- Amati,
apakah terjadi perubahan warna atau tidak. Apabila warna tetap kuning
berarti negatif, apabila timbul warna merah darah, berarti positif.
3.
Reagen CMR (Colour Main Reagent)

Gambar 3 . Reagent Kit
CMR
Adalah reagen kit untuk penentuan adanya kandungan zat
pewarna berbahaya dalam makanan dan minuman. Dalam bentuk cairan dalam botol
tetes ukuran 15 ml, dapat dipakai untuk uji kandungan zat warna berbahaya
sebanyak 3 sampai 5 sampel makanan atau minuman.
Reagen ini dilengkapi dengan dua cairan pembantu
sebagai pengekstrak, yaitu berupa cairan
ammonia pekat dan petroleum, masing- masing dalam botol tetes ukuran 15 ml.
Dengan prosedur kerja sbb (Prasetya, 2013):
- Ambil 1 g atau 2 ml bahan yang diselidiki
- Masukkan dalam tabung reaksi bersih
- Tambahkan 5 tetes
reagen amonia pekat, hati-
hati jangan dihirup
- Tambahkan 3- 5 ml reagen petroleum, hati- hati mudah terbakar
- Kocok kuat- kuat selama 3- 5 menit
- Diamkan sampai terjadi pemisahan larutan, dalam
tabung reaksi
- Tuangkan larutan yang ada pada lapisan atas, dalam
tabung reaksi lain yang bersih.
- Tambahkan 3- 5 ml reagen CMR, kocok kuat- kuat
selama 3- 5 menit
- Diamkan dan amati, pada cairan bagian bawah tabung
reaksi, kalau warna tetap putih berarti negative. Apabila timbul warna,
berarti positif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Apa Kelebihan dan Kekurangan dari Pewarna
Alami. http://www.brainly.co.id.
Diunduh pada 13 Mei pukul 12.19 WIB.
Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah
Mada
Gholib, Ibnu
Gandjar. 2007. Metode Kromatografi untuk
Analysis Makanan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Prasetya. Pendeteksi
Bahan Tambahan Makanan. http://www.prasetya.ub.ac.id.
Diunduh pada
13 Mei Pukul 12.25 WIB.
Yuliarti dan Nurheti. 2009. Awas! Dibalik Lezatnya
Makanan. Edisi I. Andi. Yogyakarta.


Halo, boleh tanya gak kira2 CMR/colour main reagen bisa dibeli dimana yaa? terima kasih :)
BalasHapus